Hamil Di Usia Remaja
Sunday, 6 October 2013
0
comments
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan adanya peningkatan angka kehamilan di usia remaja. Temuan ini diyakini berkaitan dengan 2 hal yang sedang marak, yakni pernikahan dini dan kecenderungan seks pranikah.
Angka kelahiran di kalangan remaja tinggi. Indikasi pertama, banyak perempuan menikah di usia dini. Kedua, hubungan seks sebelum menikah," kata Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Hamil di usia remaja, menurut Sudibyo punya kecenderungan untuk mengalami risiko tinggi. Selain bisa menyumbang angka kematian ibu dan bayi, kondisi ini juga merugikan perkembangan keduanya sebab ibu yang masih dalam masa pertumbuhan rentan melahirkan bayi dengan berat badan rendah.
Banyak menilai, nikah dini bisa dilatarbelakangi banyak hal termasuk ekonomi seperti yang banyak dialami remaja putri. Dalam jangka pendek, dinafkahi suami bisa menjadi jalan pintas yang paling solutif tetapi juga bisa merugikan dalam jangka panjang.
Mengenai perilaku seks pranikah, banyak menilai salah satu penyebabnya adalah kurangnya keterbukaan tentang seksualitas. Semakin hal ini dianggap tabu, semakin sulit para remaja mengakses informasi yang benar dan dikhawatirkan justru terjerumus dalam pergaulan yang salah. Kalau masalah kesehatan reproduksi tidak diajarkan sejak dini, selalu dianggap tabu, maka remaja akan mencari pelarian yang kadang-kadang tidak tepat. Misalnya masuk dalam peer-group remaja yang suka menunjukkan 'kedewasaannya'.
SDKI 2012 menunjukkan, 48 dari 1.000 kehamilan di perkotaan terjadi pada kelompok remaja usia 15-19 tahun. Angka ini meningkat dibandingkan temuan SDKI 2007 yang hanya 35 dari 1.000 kehamilan. Selain merugikan dari sisi kesehatan, pernikahan di usia dini turut mempersulit upaya pengendalian jumlah penduduk.
Angka kelahiran di kalangan remaja tinggi. Indikasi pertama, banyak perempuan menikah di usia dini. Kedua, hubungan seks sebelum menikah," kata Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Hamil di usia remaja, menurut Sudibyo punya kecenderungan untuk mengalami risiko tinggi. Selain bisa menyumbang angka kematian ibu dan bayi, kondisi ini juga merugikan perkembangan keduanya sebab ibu yang masih dalam masa pertumbuhan rentan melahirkan bayi dengan berat badan rendah.
Banyak menilai, nikah dini bisa dilatarbelakangi banyak hal termasuk ekonomi seperti yang banyak dialami remaja putri. Dalam jangka pendek, dinafkahi suami bisa menjadi jalan pintas yang paling solutif tetapi juga bisa merugikan dalam jangka panjang.
Mengenai perilaku seks pranikah, banyak menilai salah satu penyebabnya adalah kurangnya keterbukaan tentang seksualitas. Semakin hal ini dianggap tabu, semakin sulit para remaja mengakses informasi yang benar dan dikhawatirkan justru terjerumus dalam pergaulan yang salah. Kalau masalah kesehatan reproduksi tidak diajarkan sejak dini, selalu dianggap tabu, maka remaja akan mencari pelarian yang kadang-kadang tidak tepat. Misalnya masuk dalam peer-group remaja yang suka menunjukkan 'kedewasaannya'.
SDKI 2012 menunjukkan, 48 dari 1.000 kehamilan di perkotaan terjadi pada kelompok remaja usia 15-19 tahun. Angka ini meningkat dibandingkan temuan SDKI 2007 yang hanya 35 dari 1.000 kehamilan. Selain merugikan dari sisi kesehatan, pernikahan di usia dini turut mempersulit upaya pengendalian jumlah penduduk.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Hamil Di Usia Remaja
Ditulis oleh Eko Syahprianto
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://dunia-remaja-sekarang.blogspot.com/2013/10/hamil-di-usia-remaja.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Eko Syahprianto
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment